Kamis, 10 Desember 2015

E-COMMERCE


1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi yang sangat dramatis dalam beberapa tahun terakhir telah membawa dampak transformational pada berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalamnya dunia bisnis. Setelah berlalunya era “total quality” dan “reengineering”, kini saatnya “era elektronik” yang ditandai dengan menjamurnya istilah-istilah e-business, e-university, e-government, e-economy, e-emtertainment, dan masih banyak lagi istilah sejenis.

Salah satu konsep yang dinilai merupakan paradigma bisnis baru adalah e-business atau dikenal pula dengan istilah e-commerce sebagai bidang kajian yang relatif masih baru dan akan terus berkembang, e-business berdampak besar pada praktek bisnis, setidaknya dalam hal penyempurnaan direct marketing, transformasi organisasi, dan redefinisi organisasi.

Model bisnis ini menekankan pertukaran informasi dan transaksi bisnis yang bersifat peperless, melalui Elektronik Data Interchange (EDI), E-mail, dan teknologi lainnya yang juga berbasis jaringan. Popularitas e-business dipenghujung abad 20 dan di awal milenium baru ini ditunjang oleh tiga faktor pemicu utama, yaitu

1. faktor pasar dan ekonomi, diantara kompetisi yang semakin intensif, perekonomian global, kesepakatan dagang regional, dan kekuasaan konsumen yang semakin bertambah besar

2. faktor sosial dan lingkungan, seperti perubahan karakteristik angkatan kerja, deregulasi pemerintah, kesadaran dan tuntutan akan praktis etis, kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan, dan perubahan politik

3. faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus hidup produk dan teknologi.





2. Pengertian E-Commerce

Definisi E-Commerce ( Electronic Commerce) : E-commerce merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan get and deliver

commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biayabiaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan)

Perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E commerce merupakan extensiondari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun penggunaan media elektronik ini belum dimengerti, akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media elektronik ini.

Pendapat yang sangat berlebihan tentang bisnis ‘dotcom’ atau bisnis on-line seolah-olah mampu menggantikan bisnis tradisionalnya (off-line). Kita dapat melakukan order dengen cepat diinternet – dalam orde menit – tetapi proses pengiriman barang justru memakan waktu dan koordinasi yang lebih rumit, bisa memakan waktu mingguan, menurut Softbank;s Rieschel, Internet hanya menyelesaikan 10% dari proses transaksi, sementara 90 % lainnya adalah biaya untuk persiapan infrastruktur back-end, termasuk logistic. Reintiventing dunia bisnis bukan berarti menggantikan system yang ada, tapi justru komplemen dan ekstensi dari system infratruktur perdagangan dan produksi yang ada sebelumnya.

Dalam mengimplementasikan e-commerce tersedia suatu integrasi rantai nilai dari infrastrukturnya, yang terdiri dari tiga lapis. Perama, Insfrastruktur system distribusi (flow of good) kedua, Insfrastruktur pembayaran (flow of money) Dan Ketiga, Infrastruktur system informasi (flow of information). Dalam hal kesiapan infrastruktur e-commerce, kami percaya bahwa logistics follow trade, bahwa semua transaksi akan diikuti oleh perpindahan barang dari sisi penjual kepada pembeli. Agar dapat terintegrasinya system rantai suplai dari supplier, ke pabrik, ke gudang, distribusi, jasa transportasi, hingga ke customer maka diperlukan integrasi enterprise system untuk menciptakan supply chain visibility.

Ada tiga factor yang patur dicermati oleh kita jika ingin membangun toko e-commerce yaitu : Variability, Visibility, dan Velocity (Majalah Teknologi, 2001).

Yang menjadi pertayaan bahwa bagaimana kita melakukan penyelidikan sebelum memutuskan untuk terjun ke market on-line ini, ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan diantaranya;

Process conducting dalam penyelidikan :

1) mendefinisikan targer pasar,

2) menidentifikasikan kelompok untuk dijadikan pembelajaran.

3) indentity topk untuk discusi.

Dalam tahap penunjungnya maka dapat diselidiki :

1) identity letak demografi website di tempat tertentu,

2) memutuskan focus editorialnya,

3) memutuskan isi dari contentnya,

4) memutuskan pelayanan yang dibuat untuk berbagai type pengunjung (Turban M, 2001)

Ternyata tidak mudah mengimplementasikan eCommerce dikarenakan banyaknya faktor yang terkait dan teknologi yang harus dikuasai. Tulisan (report) ini diharapkan dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang teknologi apa saja yang terkait, standar-standar yang digunakan, dan faktor-faktor yang harus diselesaikan.



Sejarah E-commerce

Penerapan Electronic Commerce bermula diawal tahun 1970-an, dengan adanya Electronic Found Transfer(EFT). Saat itu, tingkat aplikasinya masih terbatas pada perusahaan besar, lembaga keungan, dan beberapa perusahaan kecil. Kemudian muncuk Electronik Data Interchange(EDI), yang berkembang dari transaksi keuangan ke pemprosesan transaksi lain, Jumlah perusahaan yang ikut serta menjadi besar, mulai dari lembaga keuangan sampai perusahaan manufaktur, layanan dsb. Aplikasi lain kemudian muncul, memiliki jangkauan dari perdagangan saham hingga sistem reservasi perjalanan, aplikasi ini disebut aplikasi telekomunikasi.

Dengan adanya komersial internet di awal tahun 1990-an maka muncul istilah Electronic Commerce. Alasan bagi pesatnya perkembangan teknologi tersebut karena perkembangan jaringan, software, meningkatnya persaingan dan berbagai tekanan bisnis.





E-commerce Bagian dari E-Business

Istilah e-business dan e-commerce seringkali terlihat dan digunakan untuk proses yang sama. Namun demikian, meskipun berhubungan, keduanya memiliki arti yang berbeda. Awalan “e” berarti “elektronik”, yang berarti kegiatan atau transaksi yang digunakan tanpa pertukaran atau kontak fisik. Transaksi diadakan secara elektronik atau digital, sesuatu dibuat menjadi mungkin dengan pesatnya perkembangan komunikasi digital.

E-Commerce adalah proses pembelian, penjualan, atau pengantian produk, pelayanan dan informasi dengan menggunakan jaringan internet. E-commerce berarti transaksi bisnis melalui internet di mana pihak-pihak yang terlibat melakukan penjualan atau pembelian. Transaksi yang dilakukan dalam e-commerce pada dasarnya melibatkan pengalihan (transfer) atau penyerahterimaan (handing over) kepemilikan dan hak atas produk atau jasa. Secara teknis, e-commerce hanya merupakan bagian dari e-business karena, menurut definisi, e-business adalah semua transaksi bisnis online, termasuk penjualan secara langsung kepada konsumen (e-commerce), transaksi dengan produsen dan pemasok, dan interaksi dengan mitra bisnis. Pertukaran informasi via database terpusat juga dilakukan dalam e-commerce. Fungsi-fungsi bisnis hanya terbatas pada sumber daya teknologi.

Jadi, tentu saja, e-commerce merupakan bagian takterpisahkan dari proses e-business, namun dalam kerangka terbatas, e-commerce merupakan kegiatan menjual dan membeli.

E-Business adalah adalah kegiatan menjalin relasi dengan konsumen/ klien, bertukar data dalam satu Perusahaan dengan menggunakan internet. Bertukar data dalam perusahaan itu contohnya jika manajer pembelian PT X(kerja di kantor pusat,misal Jakarta) ingin tahu data penjualan barang Y dari kantor cabang di kota Ambon. Nah ia minta dikirimin datanya melalui internet. Dengan cara ini lebih mudah, murah dan cepat. E-business sendiri merupakan perluasan dari e-commerce , di mana tidak hanya pembelian dan pembayaran barang, dan pelayanan, tetapi juga disertai pelayanan konsumen, kolaborasi dengan partner bisnis dengan dukungan elektronik sebagai alat transaksi atau organisasi.

Perbedaan lainnya yang mendasar antara e-commerce dan e-business adalah bahwa tujuan ecommerce memang benar-benar money oriented (berorientasi pada perolehan uang atau melibatkan pertukaran uang dalam transaksi), sedangkan e-business berorientasi pada kepentingan jangka panjang yang sifatnya abstrak seperti kepercayaan konsumen, pelayanan terhadap konsumen, peraturan kerja, relasi antar mitra bisnis, dan penanganan masalah sosial lainnya. Semua aspek dalam bisnis, seperti pemasaran, perancangan produk, manajemen pemasokan, dsb., tercakup.



3. Manfaat, Kerugian dan Resiko

Manfaat yang bisa diambil bila kita berbisnis dengan menggunakan E-Commerce, yaitu:

· Revenue stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan, yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.

· Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).

· Menurunkan biaya operasional (operating cost).

· Melebarkan jangkauan (global reach)

· Meningkatkan customer loyality.

· Meningkatkan supplier management.

· Memperpendek waktu produksi.

· Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).

Resiko E-Comerce dapat terjadi karena penyalahgunaan dan kegagalan sistem yang terjadi, terdiri atas :

· Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan, misal seseorang telah menghancurkan/ mengganti semua data finansial yang ada.

· Pencurian informasi rahasia yang berharga, misal pencurian terhadap kepemilikan teknologi, informasi pemasaran atau informasi yang berhubungan dengan kepentingana konsumen.

· Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan peservice, misal gangguan yang bersifat nonteknis, seperti aliran listrik mati.

· Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak, misal seorang hacker berhasil membobol sistem perbankan dengan berhasil memindahkan sejumlah rekening orang lain ke dalam rekening peribadinya.

· Kehilangan kepercayaan dari para konsumen, misal seringnya terjadi gangguan pada jaringan yang menyebabkan akses gagal.

· Kerugian-kerugian yang tak terduga, misal gangguan terhadap transaksi bisnis, akibat kesalahan faktor manusia atau kesalahan perangkat.



4. Kendala-kendala E- Commerce

Menurut survey yang dilakukan oleh CommerceNet para pembeli/pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul. Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs belanja (shopping), menunggu unduh (download) gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker. Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses pemindaian (scanning) pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di CommerceNet meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang. Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk mencari (search engine) menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lain lebih murah. Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak serumit di atas, akan tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan penyalur (supplier) hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis. Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus merestrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari ecommerce. Grant mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their operation they already had.”



5. Bagaimana Pasar E- commerce

Tahun 1997

· 8 milliar US$ jumlah transaksi di web

· Terdapat 55,000 situs web komersial

Perkiraan tahun 2002 ?

· Akan terjadi 327juta transaksi di web (terus bertambah 3987 %)

· Lebih dari 100,000 situs web komersial

Issue di United States

· E-commerce menjadi kekuatan utama pembangunan di Amerika Serikat

· Pasar On-line untuk pembayaran, eceran, dan perjalanan diharapkan tumbuh menjadi US$265 juta pada 2002 dari US$37 juta pada tahun 1998

Issue di Asia

· Asia merupakan salah satu pasar internet terbesar di dunia

· Kepedulian yang tinggi dan ketertarikan untuk terhubung secara on-line European (1998)

· Pendapatan E-commerce : 2.944 juta US$

· Jumlah situs web E-commerce : (18.983)

Source : Goldman Sachs Investment Research

Pasar Asia ?

· Pengguna Internet : 15 juta (diluar Jepang)

· Pertumbuhan Populasi/ Penetrasi Internet : 0.9 %

· Pertumbuhan rata-rata dari pengguna internet (1997-2003):

ü Rumah : 61 %

ü SME : 46 %

ü Perusahaan besar : 30 %

ü Pemerintah : 46 %

ü Pendidikan : 42 %

· Jumlah dari ISP : 509 (diluar Jepang)

Source : Goldman Sachs Investment Research



6. Model-Model E-commerce

Model Bisnis B2B

Yaitu penjualan produk / jasa antar company atau antar badan bisnis.

Karakteristik B2B

Karakteristik transaksi B2B pada umumnya :

· Penjualan barang / jasa dalam jumlah yang banyak atau borongan.

· Biasanya dengan harga yang khusus / lebih murah, karena pembelian dilakukan dengan jumlah banyak guna dijual kembali.

· Koneksi on-line antara vendor dengan pembeli.

Keuntungan B2B

Pencapaian kesempatan berkompetisi secara nyata :

· Produktivitas kerja yang besar dan postensial.

· Penghematan waktu dalam melakukan transaksi.

· Berkurangnya biaya yang harus dikeluarkan (Proses yang cepat, transparan, dan harga yang lebih murah)

Pengurangan biaya atau pengeluaran :

· Cisco System ($ 3.5 billion dalam pengurangan biaya pada tahun 1998)

· DELL Computer Corporation (over $ 1.7 million/day)



Tantangan B2B

· Data cost OSS yang kuat berbasis accounting

· Transformasi paralel dari semua orang atau budaya dalam hal proses dan teknologi

· Pembaruan adalah hal yang sangat penting

· Perundangan pemerintahProses perjanjian kerja sama

· Harga dan pembayaran

Model Bisnis B2C

Yaitu penjualan produk atau jasa antara company dengan konsumen.

Karakteristik B2C

· Penjualan secara eceran dari company/ badan bisnis langsung ke konsumen akhir

· Produk eceran yang sangat beraneka ragam

· Pembayaran secara on-line menggunakan kartu kredit

· Berbelanja dengan sangat mudah

· Usaha berpromosi dengan menggunakan penjualan silang antara produsen dengan konsumen atau dengan adanya potongan harga

Keuntungan B2C

Keuntungan bagi badan bisnis :

· Akses ke pasar global secara langsung

· Penghematan waktu dan tempat

· Pengurangan biaya yang sangat berarti

· Kesediaan penuh : 24 jam perhari dan 7 hari perminggu

Keuntungan bagi konsumen :

· Berbelanja secara on-line tidak sesulit dari apa yang biasa didapat di pasar tradisional

· Mudah dalam penggunaannya, tidak memerlukan kepandaian khusus

· Banyak pilihan yang didapat dengan mudah ditambah dengan kerahasiaan yang dijamin

· Product-on-demand ( apa yang anda perlukan akan anda dapatkan )

Tantangan B2C

· Transformasi Budaya dari tradisional ke on-line

· Memerlukan kepercayaan yang sangat tinggi

· Keterbatasan pembayaran (transaksi maksimum, keamanan dll)

· Sistem pengiriman

Model Bisnis C2B

Pada e-commerce tipe ini, pihak individual menjual barang atau jasanya melalui internet atau media elektronik lainnya kepada organisasi atau perusahaan yang berperan sebagai konsumen.



Keuntungan C2B yaitu:

Keuntungan yang dimiliki menggunakan model ini adalah :

1. Mendukung bisnis yang berbasiskan konsumen ke pembisnis

2. Internet dapat digunakan sebagai sarana negosiasi



Senin, 07 Desember 2015

Struktur Pengendalian Intern


Pengertian Atruktur Pengendalian Intern

Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319. Par 06 dikemukakan bahwa:

Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Dengan demikian struktur pengendalian intern merupakan rangkaian proses yang dijalankan entitas, yang mana proses tersebut mencangkup berbagai kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan utama:

a. Menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas

b. Menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan

c. Menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.

Dari berbagai macam kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan dijalankan oleh entitas ada beberapa yang benar – benar relevan dengan audit atas laporan keuangan. Relevansi kebijakan dan prosedur terhadap audit atas laporan keuangan misalnya adalah kemampuan satuan usaha untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan sesuai dengan asersi yang termuat dalam laporan keuangan. Yang tidak relevan seperti kebijakan dan prosedur mengenai efektivitas proses pengambilan keputusan manajemen tertentu, misal tentang penentuan harga produk yang layak, penentuan besarnya aktivitas periklanan dan lain – lain. Hal tersebut memang penting bagi entitas tetapi tidak berkaitan langsung dengan audit atas laporan keuangan, sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Ikatan Akuntan Indonesia melalui seksi ini khususnya memberikan panduan tentang pengimplementasian standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu:

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

Fokus yang diutamakan dalam standar pekerjaan lapangan kedua adalah pentingnya struktur pengendalian intern dan komponen – komponen yang ada dalam suatu entitas. Auditor berkepentingan untuk memperoleh bukti yang cukup atas struktur pengendalian intern klien. Hal ini disebabkan karena struktur pengendalian intern merupakan salah satu tipe bukti audit.





Pentingnya Pengendalian Intern

Pengendalian intern menjadi penting berkaitan dengan:

a. Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks.

Hal ini mengakibatkan manajemen harus mengandalkan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya agar peranan pengendalian dapat berjalan efektif.

b. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.

c. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga dapat mengurangi biaya ataupun fee audit.

Bagi perusahaan, struktur pengendalian intern dapat digunakan secara efektif untuk mencegah penggelapan maupun penyimpangan. Auditor berkepentingan untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern, yang akan digunakan kemudian untuk melakukan penaksiran resiko pengendalian untuk asersi yang terdapat dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan. Setelah memperoleh pemahaman dan menaksir resiko pengendalian, auditor dapat mencari pengurangan lebih lanjut tingkat resiko pengendalian taksiran untuk asersi tertentu.

Tiga unsur-unsur pengendalian intern, yaitu :


· Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan pengaruh gabungan dari berbagai faktor dalam membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah :

1) Falsafah manajemen dan gaya operasinya

2) Struktur organisasi satuan usaha

3) Berfungsinya dewan komisaris, dan komite-komite yang dibentuk

4) Metode pemberian wewenang dan tanggung jawab

5) Metode pengendalian manajemen dalam membantu dan menindaklanjuti kinerja, termasuk audit intern.

6) Kebijakan dan praktik personalia

7) Berbagai factor ekstern yang mempengaruhi operasi dan praktik satuan usaha, seperti pemeriksaan yang dilakukan oleh badan legislative dan lembaga pemerintah. Lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan sikap, kesadaran dan tindakan dari dewan komisaris, manajemen, pemilik dan pihak lain mengenai pentingnya pengendalian intern dan tekanannya pada satuan usaha yang bersangkutan.

· Sistem akuntansi

Sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan, menghimpun, menganalisa, mengelompokkan, mencatat dan melaporkan transaksi satuan usaha dan untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban aktiva dan kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi tersebut.
Sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan yaitu :

Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci sehingga memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya untuk pelaporan keuangan.

1. Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkan pencatatan nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan.

2. Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan pencatatan nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan.

3. Menyajikan dengan semestinya transaksi dan pengungkapannya dalam laporan keuangan.

· Prosedur pengendalian

Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai. Prosedur pengendalian mempunyai beberapa tujuan dan diterapkan pada berbagai tingkatan organisasi dan pembrosesan data. Prosedur pengendalian dapat diintegrasikan dalam komponen tertentu lingkungan pengendalian dan system akuntansi. Secara umum prosedur pengendalian dapat dikelompokkan ke dalam prosedur, yaitu :

1. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan.

2. Pemisahan tugas yang mengurangi kesempatan yang memungkingkan seseorang dalam posisi yang dapat melakukan dan sekaligus menutupi kekeliruan atau ketidakberesan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Oleh sebab itu, tanggung jawab untuk memberikan otorisasi transaksi, mencatat transaksi, dan menyimpan aktiva perlu dipisahkan di tangan karyawan yang berbeda.

3. Perancang dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu pencatatan secara semestinya transaksi dan peristiwa, misalnya dengan memantau penggunaan dokumen pengiriman barang yang bernomor urut tercetak.

4. Pengamanan yang cukup atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan, misalnya penetapan fasilitas yang dilindungi dan otorisasi untuk akses ke program dan arsip data komputer.

5. Pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya atas jumlah yang dicatat, misalnya pengecekan atas pekerjaan klerikal, rekonsiliasi, pembandingan aktiva yang ada dengan pertanggungjawaban yang tercatat, pengawasan dengan menggunakan program komputer, penelaahan oleh manajemen atas laporan yang mengikhtisarkan rincian akan (misalnya saldo piutang yang dirinci menurut umur piutang) dan penelaahan oleh pemakai atas laporan yang dihasilkan oleh komputer.

Ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern. Konsep dasar tersebut meliputi:

1. Pertanggungjawaban Manajemen

Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan struktur pengendalian intern. Pengendalian-pengendalian khusus yang harus termasuk pada tiga elemen struktur pengendalian intern untuk suatu perusahaan tergantung pada besar kecilnya entitas; karakteristik organisasi dan kepemilikan; sifat kegiatan usahanya; keanekaragaman dan kompleksitas operasinya; metode pemrosesan data; persyaratan perundang-undangan yang harus dipatuhi.

2. Kewajaran atau Keyakinan Rasional yang Memadai

Manajemen bukan mencari tingkat absolut atau mutlak kualitas struktur pengendalian intern manajemen mencari tingkat yang ”wajar”. Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa sasaran struktur pengendalian intern dapat tercapai. Ada dua alasan penggunaan kata ”wajar” dan bukan tingkat absolut. Kedua alasan tersebut adalah:

a) Kriteria biaya-manfaat merupakan suatu titik kritis bagi manajemen dalam setiap pengambilan keputusan ekonomi.

b) Realisasi bahwa pengendalian tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi dna profitabilitas perusahaan.







3. Keterbatasan Bawaan

Struktur pengendalian intern mempunyai keterbatasan bawaan yang melekat pada struktur pengendalian intern tersebut. Keterbatasan bawaan tersebut diakibatkan antara lain oleh:

a) Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian. Keterbatasan ini hanya dapat diminumkan, tidak dapat dihilangkan sama sekali oleh orang dari dalam maupun dari luar yang independen. Sebaik-baiknya sistem bagaimanapun, akan dapat dikalahkan oleh kolusi.

b) Pengendalian tidak dapat mengarah pada seluruh transaksi. Pengendalian tidak dapat diterapkan pada transaksi yang bersifat tidak rutin, seperti kejadian luar biasa, bonus, dan lain sebaginya.

Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi, dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM.

Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secara kolektif.

2. Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas.

Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.

a) Pengendalian Pemrosesan Informasi

b) pengendalian umum

c) pengendalian aplikasi

d) otorisasi yang tepat

e) pencatatan dan dokumentasi

f) pemeriksaan independen

g) Pemisahan tugas

h) Pengendalian fisik

i) Telaah kinerja

4. Informasi dan komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan.

Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami :

a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan

b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai

c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi

d) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi.

5. Pemantauan / Monitoring

Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas, karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan peraturan.



Ancaman Terhadap SIA

Salah satu ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti kebakaran atau panas yang berlebihan, banjir, gempa bumi, badai angin, dan perang



Ancaman kedua bagi perusahaan adalah kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan, seperti :





· Kegagalan hardware

· Kesalahan atau terdapat kerusakan pada software, kegagalan sistem operasi, gangguan dan fluktuasi listrik.

· Serta kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi.

Ancaman ketiga bagi perusahaan adalah tindakan yang tidak disengaja, seperti :

· Kecelakaan yang disebabkan kecerobohan manusia

· Kesalahan tidak disengaja karen teledor

· Kehilangan atau salah meletakkan

· Kesalahan logika

Ancaman keempat yang dihadapi perusahaan adalah tindakan disengaja, seperti :

· Sabotase

· Penipuan komputer

· Penggelapan



Klasifikasi Pengendalian Internal

1. Menurut tujuannya, bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Pengendalian preventif dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi.

b. Pengendalian detektif untuk menemukan masalah segera setelah masalah tersebut terjadi.

c. Pengendalian korektif dimaksudkan untuk memcahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian detektif.

2. Menurut waktu pelaksanaannya, dibagi dalam dua kelompok yaitu:

a. Pengendalian umpan balik (feedback control) adalah pengendalian yang termasuk dalam kelompok pengendalian preventif karena jenis pengawasan ini memonitor proses dan input untuk memprediksi masalah yang akan terjadi (potential problem).

b. Pengendalian dini (feedforward control) pengendalian yang masuk dalam kelompok pengendalian detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur sebuah proses dan menyesuaikannya apabila terjadi penyimpangan dari rencana semual.

3. Menurut objek yang dikendalikan, maka dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Pengawasan umum (general control) adalah pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa lingkungan pengawasan oragnisasi mantap dan dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas pengawasan aplikasi.

b. Pengawasan aplikasi (application control) adalah pengawsan ayng digunakan untuk mencegah, mendeteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat trnsaksi tersebut diproses.

4. Menurut tempat implementasi dalam siklus pengolahan data, dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Pengawasan input dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang sah (valid), akurat, dan diotorisasi saja yang dimasukkan dalam proses.

b. Pengawsan proses dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi diproses secara akurat dan lengkap, dan semua file dan record di-update secara tepat.

c. Pengawasan output dirancang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi dengan semestinya.



Pengendalian CBIS

CBIS atau Computer Base Information System mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi, meskipun secara teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya, namun pada prakteknya dengan data dan kebutuhan informasi yang begitu kompleks maka peran teknologi komputer begitu dibutuhkan, peran komputer inilah yang dikenal dengan istilah “computer based” karena digunakan untuk mengolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut “Computer Base Information System” atau sistem informasi berbasis komputer.

CBIS ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, sehingga tujuan organisasi (user) dapat tercapai secara effisien dan efektif dengan hasil yang maksimal dalam proses yang optimal dan 5 (lima) hal pokok yang merupakan manfaat dari Sistem Informasi dalam pengendalian Manajemen Organisasi adalah :

1. Penghematan waktu (time saving)

2. Penghematan biaya (cost saving)

3. Peningkatan efektifitas (effectiveness)

4. Pengembangan teknologi (technology development)

5. Pengembangan personil akuntansi (accounting staff development)







Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan basis komputer. Berikut penjelasan masing-masing istilah tersebut :

· Data : merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi. Jadi pada intinya, data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.

· Informasi : merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan. Sistem : merupakan entitas, baik abstrak maupun nyata, dimana terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain. Objek yang tidak memiliki kaitan dengan

Sabtu, 29 Maret 2014

Sejarah Blog

Pengertian Blog
 Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah ini pertama kali digunakan oleh “Jorn Barger” pada bulan Desember tahun 1997.Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara continue dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.
 Secara garis besar, Weblog dapat dirangkum sebagai kumpulan website pribadi yang memungkinkan para pembuatnya menampilkan berbagai jenis isi pada web dengan mudah, seperti karya tulis, kumpulan link internet, dokumen-dokumen , gambar ataupun multimedia
 Para pembuat blog ini sering di sebut dengan nama Blogger. Melalui Blognya kepribadian Blogger menjadi begitu mudah dikenali berdasarkan topik apa yang disukai, apa tanggapan terhadap link-link yang di pilih dan isu-isu didalamnya oleh karena itu Blog bersifat sangat personal.
 Perkembangan lain dari Blog yaitu ketika Blogger memuat tulisan tentang apa yang sedang di pikirkan, rasakan, hingga apa yang dia lakukan sehari-hari. Blog personal dapat di sebut juga Diary Online yang berada di Internet. Satu-satunya hal yang membedakan Blog Diary atau Jurnal yang biasa kita miliki adalah bahwa blog dibuat untuk dibaca orang lain.
 Seiring perkembangan weblog dari waktu ke waktu, pengertian weblog juga akan berkembang seiring dengan ide - ide dan kemauan para Blogger.

Sejarah Blog
 Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman "What’s New" pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Mosaic adalah browser pertama sebelum adanya Internet Explorer bahkan sebelum Nestcape..Kemudian pada Januari 1994 Justin Hall memulai website pribadinya "Justin’s Home Page" yang kemudian berubah menjadi "Links from the Underground" yang mungkin dapat disebut sebagai Blog pertama seperti yang kita kenal sekarang.
 pada tahun 1998, jumlah Blog yang ada masih sangat sedikit. Hal ini disebabkan karena saat itu diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus tentang website, HTML, dan web hosting untuk membuat Blog, sehingga hanya mereka yang berkecimpung di bidang Internet, System Administrator atau Web Designer saja yang kemudian menciptakan Blog-Blog mereka sendiri.
 Hingga kemudian media blog pertama kali di populerkan oleh Blogger.com yang di miliki oleh PyraLab sebelum akhirnya PyraLab diakuisi ( di beli ) oleh google.com pada akhir 2002 yang lalu, Semenjak saat itu banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut.
 Sampai akhirnya saat ini, tidak perlu menjadi seorang programmer untuk menjadi seorang Blogger, karena anda dapat menampilkan seluruh isi dalam web dengan mudah melalui menu editor yang telah banyak disediakan

Dasar Pemikiran Pembuatan Blog
 Ada beberapa alasan bagi seseorang dalam membuat blog atau situs .Ada yang bertujuan untuk bisnis, ada pula yang bertujuan untuk non bisnis, berikut adalah maksud dari tujuan bisnis dan tujuan non bisnis :

 Ø Tujuan non bisnis
 Situs internet dapat dibuat berdasarkan atas tujuan nonbisnis dan dapat pula didasarkan atas kepentingan bisnis. Untuk nonbisnis adalah dimana pembuatan situs blog untuk memberikan ilmu gratis dari internet, berbagi ilmu dengan orang lain , melakukan penelitian bersama, atau sekedar memberi informasi tentang kehidupan pribadi baik di kantor atau di rumah melalui internet. Pembuatan situs untuk nonbisnis ini tidak terlalu mementingkan bisnis artiya sumber pembiayaan situs tidak terlalu dipermasalahkan oleh pembuat blog dikarenakan sudah memiliki sumber pendapatan yang lain.
 Ø Tujuan bisnis
 Bisnis adalah suatu entitas yang mana memliki tujuan untuk menghasilkan profit (keuntungan) tertentu.Bila kita melakukan suatu aktivitas bisnis di Internet maka tentu saja dalam rangka menghasilkan profit ( untung ) .Istilah dalam bahasa computer berbisnis di Internet disebut electronic commerce atau lebih dikenal dengan e-commerce. Oleh sebab itu sudah jelas bahwa untuk tujuan ini memerlukan usaha untuk mendirikannya, menjalankan serta memelihara usaha agar memperoleh profit minimal untuk operasional situs tersebut.

  Keuntungan penggunaan Blog
 Begitu banyak keuntungan dari penggunaan blog, di bawah ini adalah salah satu dari kegunaan penggunaan blog :
• Melalui sebuah blog ,anda dapat memperluas hubungan antar teman ataupun kenalan hingga dapat membentuk suatu komunitas yang besar.
•Blog melebihi surat elektronik (Email), dikarenakan satu posting blog yang anda bahas, dapat dibaca oleh pengunjung blog yang tak terbatas jumlahnya. Beda dengan email yang hanya bisa dibaca oleh orang khusus yang anda kirimkan. Selain itu, pengunjung blog juga dapat dengan cepat memberikan respon terhadap posting blog anda melalui komentar yang dapat langsung dituliskan di blog tersebut.

Sumber : http://www.jualcdsoftware.com/2011/11/pengertian-dan-sejarah-blog.html